Jakarta, Gesuri.id – Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mengkritisi pernyataan Presiden RI ke-7 Joko Widodo yang mendukung wacana Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka untuk menjabat dua periode.
Dalam talkshow Kompas TV bertajuk “Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Realistis?”, Andreas menilai pernyataan tersebut perlu dianalisis dari sisi momen penyampaian dan latar belakang politiknya.
“Pernyataan Jokowi ini muncul di tengah serangan terhadap dirinya dan Gibran soal ijazah. Ada semacam mekanisme penyelamatan untuk meyakinkan publik terkait isu tersebut,” ujar Andreas dikutip dari siaran Kompas TV, Senin (22/9) pagi.
Ia menyebut konteks itu penting agar publik memahami dasar pemikiran di balik pernyataan Jokowi.
Menurut Andreas, peran Jokowi dalam pencalonan putranya sebagai wakil presiden juga tidak bisa dilepaskan dari wacana ini.
“Publik berhak mempertanyakan kepercayaan terhadap pernyataan Presiden mengenai anaknya. Apalagi beliau pernah mengatakan bahwa anaknya fokus berbisnis dan belum cukup umur untuk masuk politik,” tuturnya.
Andreas juga menyoroti pernyataan loyalis Jokowi di PSI yang menyebut kemenangan Prabowo karena faktor “anak” Jokowi.
“Ini pernyataan yang dipaksakan dan tidak realistis. Pernyataan seperti ini justru menjadi peringatan bagi Pak Prabowo dan pendukungnya agar berhati-hati,” katanya.
Lebih jauh, Andreas menilai pernyataan Jokowi lebih berpihak pada kepentingan keluarga ketimbang kepentingan bangsa dan negara.
“Ada inkonsistensi dari periode sebelumnya. Pernyataan ini terkesan untuk mengamankan situasi yang dihadapi, bukan untuk partai atau koalisi,” ujarnya.
Ia menegaskan pengalaman dan perilaku politik Jokowi seharusnya menjadi dasar perhitungan dalam setiap tindakan dan perkataan.
“Analisis mendalam dibutuhkan untuk memahami dasar pemikiran di balik pernyataan itu. Kebijakan politik semestinya berorientasi pada kepentingan bangsa, bukan lingkaran keluarga,” imbuhnya.
Andreas juga mengkritisi perbedaan penyampaian informasi antara pendukung Jokowi dan partai politik yang berada di koalisi. Menurutnya, sorotan terhadap pernyataan “2 periode Prabowo-Gibran” perlu dijawab secara tegas oleh pihak Istana agar tidak menimbulkan spekulasi.
“Kalau maksudnya pembangunan, maka sampaikan saja demikian. Jangan sampai publik melihat ada agenda lain di balik pernyataan itu,” jelasnya.
Dalam penutupnya, Andreas menyampaikan peringatan kepada para partai koaljsi pendukung Presiden Prabowo. “Jangan berpikir dalam konteks kepentingan sempit. Kepentingan bangsa harus lebih diutamakan daripada kepentingan lingkaran dan keluarga presiden,” tegasnya.

















































































