Blitar, Gesuri.id - Bupati Blitar M Rijanto dipastikan maju kembali dalam pertarungan Pilbup 2020.
Padahal beberapa kesempatan sang incumbet tak pernah merespons terkait bakal majunya dirinya pada Pilbup Blitar.
Baca: Deklarasi Cinta Papua, Bupati Blitar: Papua Bagian dari Kami
Anehnya M Rijanto tak mendafatar lewat DPC PDI Perjuangan Kabupaten Blitar, sebagaimana dilakukan Wakil Bupati M Marhaenis Urip Widodo yang sekaligus ketua DPC PDI Perjuangan setempat.
Hingga pendaftaran ditutup, Marhaenis, satu-satunya calon bupati (cabup) yang mendaftar di DPC PDI Perjuangan Kabupaten Blitar.
Di saat pendaftaran cabup atau cawabup ditutup di DPC tiga minggu lalu, justru yang terjadi, M Rijanto, dikabarkan diam-diam mendaftar lewat DPP PDI Perjuangan.
"Iya, insyallah seperti itu. Soal semuanya (termasuk rekom), itu tergantung DPP," aku Rijanto saat mengikuti salat Istisqo di lapangan Sepak Bola Kecamatan Panggungrejo, Senin (7/10) siang .
Dia tak menjelaskan alasan dirinya mendaftar langsung ke DPP. Namun, langkanya itu membuat para politisi kaget.
Sebab, mulai awal, dia berkali-kali menyatakan diri, bahwa dirinya tak akan maju lagi meski masih ada kesempatan satu periode lagi. Alasannya, ia mau istirahat atau momong cucu,
Cuma, yang mencurigakan, dengan majunya dia langsung lewat DPP itu, ditengarai ada pecah kongsi dengan wakilnya.
Karena itu, pada pilkada tahun depan, mereka siap head to head (berhadapan).
"Bisa saja seperti itu. Namun, politik itu dinamis, siapa tahu di tengah jalan atau mendekati pilkada, ada perubahan peta politik, kita kan nggak tahu," ungkap pengurus PDI Perjuangan setempat.
Namun, kabar lain menyebut majunya M Rijanto justru bakal membuat peta pilkada tahun depan tak ada perubahan.
Baca: Bupati Blitar & ASN Kompak Kenakan Atribut 'Aku Cinta Papua'
Artinya, bisa saja DPP PDI Perjuangan tetap merekom M Rijanto, dengan tetap berpasangan sama wakilnya yang saat ini, Marhaenis, sebagai kader PDI Perjuangan.
Itu berarti, meski yang direkom M Rijanto, namun PDI Perjuangan sebagai partai pemenang di Kabupaten Blitar tetap tak kehilangan kadernya di birokrasi.
