Sintang, Gesuri.id - Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus menyerahkan bantuan satu unit bus sekolah kepada Seminari Menengah ST. Yohanes Maria Vianney Keuskupan Sintang, Kamis (11/2).
Bantuan ini bentuk keprihatinan Lasarus terhadap sekolah agama yang saat ini dinilai minim fasilitas hingga menyebabkan minim peminatnya.
Lasarus menyebut, di Kalimantan Barat, ada 11 unit bus sekolah yang diserahkan ke sejumlah yayasan pendidikan agama.
Baca: Lasarus Minta Kemenhub Evaluasi Maskapai Sriwijaya
"Empat unit bus aspirasinya Pak Syarif Abdullah, sudah diserahkan ke dapilnnya. Tujuh unit sisanya, aspirasi saya. Sudah saya salurkan. Tinggal satu untuk yayasan di Kapuas Hulu," kata Lasarus.
Ketua DPD PDI Perjuangan Kalimantan Barat, ini menilai sekolah katolik dulu menjadi primadona, berkembang. Namun, perlahan mulai ditinggalkan, karena tergerus perkembangan zaman dan fasilitas yang minim. Akibatnya, murid baru condong memilih sekolah negeri.
"Di Kapuas Hulu, dulu ada yayasan terkenal. Anak bupati pun sekolah di situ. Tapi hari ini siswanya turun, kualitasnya menurun kalah dengan sekolah negeri karena fasilitas minim, dan seterusnya. Tentu ini harus jadi perhatian kita semua, terutama umat katolik," ujar Lasarus.
Lasarus menilai, pemerintah harus adil, bagaimana sekolah yang berjasa cukup besar bagi bangsa dan negara, seperti sekolah agama jangan dilupakan.
"Jangan biarkan mati dan tenggelam tergerus zaman. Apa yang bisa kita bantu, bantu.
Baca: Lasarus dan Cornelis: Kader PDI Perjuangan Landak Kompak
Saya sesuai kemampuan akan ambil bagian. Tapi percayalah semua akan kita perhatikan. Makanya kemaren mulai dari NU (kita bantu). Nanti kita lihat juga pesantren yang perlu kita bantu di dapil saya ini kita bantu pesantrren," jelasnya.
Bantuan satu unit bus sekolah kepada Seminari Menengah ST. Yohanes Maria Vianney Keuskupan Sintang, dinilai Lasarus sangat penting. Sebab, keuskupan Sintang membawahi 3 Kabupaten. Antara lain: Sintang, Melawi dan Kapuas Hulu.
"Di sinilah (seminari) pastor akan dicetak. sementara di sini sangat minim fasilitas apalagi mobil. Makanya setiap satu angkatan yang jadi paling 5 orang, daei 100 orang. Kenapa, karena tidak ada fasiltas pendukung. Sementara Imam yang berhenti dengan yang masuk tidak seimbang. Bagaimana kita membina umat seperti ini 3 kabupaten. Oleh karena itu dulu kita bangunkan rusun, sekarang kita bantu kendaraan," ungkapnya.
