Ikuti Kami

Tanyakan Arti Manuver Surya, Presiden Sampaikan Isi Hati

Saat ini tidak ada lagi yang ditahan-tahan untuk diungkapkan Jokowi di hadapan publik

Tanyakan Arti Manuver Surya, Presiden Sampaikan Isi Hati
Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga menilai Presiden Jokowi menyampaikan isi hatinya saat menyindir manuver Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang bertemu Presiden PKS, Sohibul Iman. 

Karena menurut Eriko, saat ini Presiden Jokowi merasa lebih bebas. Artinya, tidak ada lagi yang ditahan-tahan untuk diungkapkan Jokowi di hadapan publik, termasuk menyindir ketua umum partai koalisinya. 

Baca: Soal Megawati & Surya Paloh, Ruhut: Ibu Punya Indra Keenam

"Memang beliau dalam periode kedua lebih bebas. Artinya lebih menyampaikan apa adanya, apa isi hatinya. Dulu kan masih mungkin sedikit banyak ditahan, kalau sekarang apa yang mungkin tersirat di dalam hatinya itu dikeluarkan," kata Eriko beberapa waktu lalu.

Jika dibaca, kata Eriko Presiden Jokowi sedang berusaha bertanya ke Surya Paloh mengenai manuvernya bertemu dengan Sohibul Iman beberapa waktu lalu. 

Padahal, PKS merupakan partai oposisi dan Partai Nasdem masih berada di barisan koalisi Jokowi. 

"Ini suatu budaya yang menurut kami baik, dan ini sebenarnya bisa dijelaskan oleh Pak Surya Paloh, sebenarnya apakah yang beliau inginkan sebenernya," ujar Eriko. 

Pandangan Eriko pribadi, manuver Partai Nasdem merapat ke PKS bisa jadi bagian dari persiapan menuju Pemilu 2024. 

Oleh karenanya, Eriko menilai, wajar jika Partai Nasdem mulai memikirkan langkahnya lima tahun ke depan. Eriko menyebutkan, koalisi parlemen masih sangat cair hingga saat ini. 

Baca: Sindiran Surya Soal Partai Pancasilais Terlalu Emosional

Tidak menutup kemungkinan, kelak Partai Nasdem bakal berkoalisi dengan PKS atau partai oposisi lainnya. 

"Kalau di parlemen ini seperti hari ini, kita melihat ini sangat bebas sangat cair. Bisa saja nanti Nasdem koalisi dengan PKS, wajar saja di dalam parlemen. Tetapi apakah finalisasi seperti apa, tentu masyarakat yang menilai," ujar Eriko.

Quote