Ikuti Kami

Hoaks Petugas KPPS Diracun, Jangan Jadi Komoditas Politik

Arteria melihat hal tersebut merupakan tuduhan serius yang menyerang kehormatan negara

Hoaks Petugas KPPS Diracun, Jangan Jadi Komoditas Politik
Politisi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan mengecam adanya tuduhan penyebaran hoaks terkait banyaknya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia karena racun.

Anggota Komisi III DPR RI ini menilai, hal tersebut merupakan tuduhan serius yang menyerang kehormatan negara dalam konteks jaminan dan perlindungan konstitusional negara di dalam menjamin hak hidup para patriot-patriot demokrasi.

Baca: Petugas KPPS Wafat, Megawati Minta Evaluasi Pemilu

"Ini tuduhan serius dan saya mohon fakta dan mohon bukti. Apa motifnya, ratio legisnya seperti apa dengan harus meracun dan membunuh?" kata Arteria kepada Gesuri.id, Selasa (14/5).

"Mereka kok tega sekali menjadikan musibah  menjadi komoditas politik, dengan berusaha memprovokasi keluarga yang berduka. Dimana moral dan nilai kemanusiaannya? Apalagi dari pihak keluarga yang berduka sudah terang-terangan mengatakan tidak ada indikasi diracun," sambungnya.

Arteria yang juga merupakan Caleg DPR RI Dapil Jatwa Timur VI ini pun mengaku sangat prihatin terkait adanya tuduhan-tuduhan soal Pemilu curang. Bahkan aparat pun dituduh tidak netral.

"Saya prihatin, mereka sering mengatakan Pemilu curang, aparat tidak netral tiba-tiba begitu peduli dan empati dan bahkan minta visum," ujarnya.

Belum lama ini, Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, meminta jasad petugas KPPS yang meninggal untuk divisum. Menanggapi hal itu, Arteria menyarankan sebaiknya Prabowo datangi rumah duka untuk menucapkan bela sungkawa.

"Tau tidak visum itu artinya apa? Visum itu diksi hukum, untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan. Jadi jangan menggiring opini adanya tindak kriminal atas kematian petugas ratusan KPPS. Nanti bisa kena sanksi pidana lho," ucapnya.

Ia menilai, tuduhan Prabowo yang selalu menganggap petugas Pemilu curang sangat tidak kontras dengan apa yang terjadi saat ini. 

"Kan lucu, beliau tidak kenal korban, lalu sering bilang Pemilu curang. Tidak pernah peduli apalagi nyumbang keluarga yang berduka, tapi nyinyir di luaran mempermasalahkan minta visum. Lah keluarganya yang berduka saja terang-terangan mengatakan meninggal karena kelelahan atau sakit, situ waras?," papar Arteria.

Lebih lanjut, Politisi asal Jawa Timur itupun mengaku sangat prihatin dan sedih terkait banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia. 

"Turut berbela sungkawa serta berduka cita yang sangat mendalam atas berjatuhannya korban para patriot-patriot demokrasi kita yang berada dalam garda terdepan dalam memastikan demokrasi sehat," pungkasnya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan meninggalnya ratusan petugas pemilu pada Pemilu 2019 bukan disebabkan oleh racun.

Baca: Banyak Petugas KPPS Wafat, Jokowi: Mereka Pejuang Demokrasi

Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes, Tri Hesty Widyastoeti mengatakan pihaknya sudah mulai mendata dan memeriksa petugas Pemilu yang wafat sejak Senin lalu.

"Barusan kabar dari provinsi, dari Jabar ternyata tidak (diracun). Kami ada hak-hak dari pasien, keluarganya ada penyebab yang tidak bisa disebutkan. Tapi yang diracun dipastikan tidak ada," Senin (13/5).

Quote