Ikuti Kami

Cagub Papua PDIP John Wempi Siap Kembangkan Kopi Baliem

Menanam kopi sudah menjadi budaya masyarakat Baliem dan bagi masyarakat Wamena, tidak dilakukan saat ini saja

Cagub Papua PDIP John Wempi Siap Kembangkan Kopi Baliem
Calon Gubernur Papua usungan PDI Perjuangan John Wempi Wetipo (JWW) sedang melakukan konfrensi pers

Jakarta Gesuri.id- Calon Gubernur Papua usungan PDI Perjuangan John Wempi Wetipo (JWW), melakukan blusukan ke Pabrik Kopi Baliem untuk melihat dari dekat komoditas kopi yang menjadi unggulan di Kampung Yagara, Distrik Walesi, Kabupaten Jayawijaya.

John Wempi Wetipo berharap agar Kopi Arabika Wamena yang telah ditanam turun menurun oleh masyarakat Wamena, menjadi komoditas yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat, sesuai dengan salah satu poin dalam visi misi yang diusung pasangan John Wempi Wetipo-Habel Melkias Suwae atau yang biasa disapa sebagai pasangan Josua adalah peningkatan ekonomi kerakyatan.

“Menanam kopi sudah menjadi budaya masyarakat Baliem dan bagi masyarakat Wamena, tidak dilakukan saat ini saja, tetapi sudah dilakukan berpuluh tahun lamanya yang dibawa oleh Missionaris Belanda,” kata Wempi, Jayawijaya, akhir pekan kemarin

Wempi mengatakan, bahwa ke depannya pemerintah perlu memberikan dana tambahan untuk mendorong petani kopi lebih mengembangkan hasil panennya. Dana tambahan tersebut bisa bersumber dari dana Otonomi khusus (Otsus), melalui pemberian bantuan bibit, bantuan alat pembukaan lahan, lalu bagaimana masyarakat bisa mengembangkan usaha yang lebih luas lagi.

“Saat ini yang menjadi masalah adalah rendahnya harga kopi dibawah rata-rata, hingga menyebabkan masyarakat malas kembali untuk menanam kopinya, Harga yang ditawarkan per kilogram kopi saat panen bisa Rp 45 ribu hingga Rp 60 ribu, dan apabila Tuhan berkehendak saya memimpin provinsi Papua pasti akan kami programkan untuk pengembangan petani kopi didaerah pengunungan Papua,” ungkap wempi

Wempi yang menjabat sebagai Bupati Jayawijaya sepanjang dua periode menyebutkan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya telah lama mengembangkan perkebunanan kopi melalui Program Gertak atau Gerakan Tanam Kopi bagi masyarakat di Kabupaten Jayawijaya.

Menurutnya, Kabupaten Jayawijaya yang terletak diatas ketinggian rata-rata 3.800-4.000 meter diatas permukaan laut, sangat cocok untuk ditanami kopi. "Tanam kopi memiliki umur yang panjang hingga 30 tahun. Jika tanam kopi dimulai saat anak kita masih TK, maka hingga biaya kuliah, bisa dilakukan dengan uang dari hasil panen kopi,” jelas Wempi.

Sementara itu Maximus Lany salah satu petani Kopi Arabika Wamena. Maximus beruntung, ia pernah dididik oleh Starbucks, salah satu nirlaba kopi asal Amerika Serikat, menjadi petani kopi unggulan.

Ilmu dan pengalaman Maximus pun diterapkan di kampung halamannya,yakni Kampung Yagara, Distrik Walesi, Kabupaten Jayawijaya. Maximus dan 38 kepala keluarga di Kampung Yagara, saat ini memiliki Koperasi Arabika Baliem, tempat dimana untuk mengumpulkan hasil panen hingga diolah menjadi kopi biji bersih dan dijual ke pihak luar.

Maximus menjelaskan kondisi produksi kopi saat ini sedang menipis, karena belum dating masa panen. Biasanya pada Januari hingga Mei adalah musim bunga. Lalu diikuti bulan Juni-Juli musim panen dan proses pembersihan kopi hingga menghasilkan keuntungan bisa dirasakan hingga Desember. “Sekarang ini buah lagi hijau, nanti Juni baru panen. Jadi produksi kami lagi sepi,” kata Maximus

Sepanjang 2017, kami telah mengirim 28 ton kopi ke Jayapura dan Timika. Ia berharap jumlah itu akan terus bertambah, jika dilakukan dengan perluasan lahan bagi petani kopi. Dirinya minta pemerintah ikut membatu membuka lahan baru. Apalagi jika Pak Wempi Wetipo menjadi Gubernur Papua, harus tolong petani kopi di Pegunungan Tengah Papua. Apalagi masyarakat setempat menganggap kopi adalah emas bagi kehidupannya.

“Kami yakin Pak Wempi bisa menolong petani kopi, untuk kehidupan yang lebih Baik,  Kami dukung bapak menjadi Gubernur Papua,” ucapnya.

Quote